Kamis, 09 Februari 2017

mengapa mapala harus diksar



Mengapa mahasiswa pecinta alam harus DIKSAR?

Diksar atau pendidikan dasar bagi pecinta alam tentu tidak asing bagi para penggiat alam terbuka. Diksar adalah sebuah proses yang seharusnya di jalani bagi penerus sebuah organisasi penggiat alam bebas. Diksar kini seolah menjadi hantu yang menakutkan bagi calon anggota sebuah organisasi. Kemudian, perlukah Diksar bagi penggiat alam? Kita sering melihat atau mendengar, banyak pendaki gunung yang tewas ataupun hilang karena tersesat saat berkegiatan mendaki gunung. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ternyata hal – hal tersebut terjadi karena adanya berbagai hal yang menjadi penyebab. Lalu apabila itu semua telah terjadi, siapa yang akan bertanggung jawab? Tidak ada satupun yang sanggup untuk bertanggung jawab, bahkan negara pun tidak bisa menyediakan fasilitas bagi rakyatnya untuk sekedar menikmati alam. 

Dari semua itu, apa hubungannya dengan Diksar (Pendidikan Dasar)? Berikut ini adalah tujuan yang ada dalam sebuah Diksar penggiat alam.
1. Pembentukan mental dan karakter yang kokoh
2. Pembentukan sikap rendah hati dan peduli lingkungan
3. Pembentukan kapasitas ilmu dalam berkegiatan di alam
4. Pembentukan kesadaran akan rasa kesamaan, kebersamaan, dan  kekeluargaan
5. Membentuk pribadi yang bijak dan beradab

Contoh kecelakaan atau peristiwa mengerikan bisa terjadi pada siapa saja ketika sudah berada di alam bebas. Orang yang profesional sekalipun mempunyai resiko yang sama ketika ia menempatkan dirinya di alam bebas. Kita tidak bisa memungkiri adanya kehendak Tuhan, namun yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resiko kemungkinan terjadinya kecelakaan tersebut dari sisi manusianya sendiri (human error).

Menjadi sorotan utama apa saja yang kita butuhkan, bukan hanya sekedar fisik dan ilmu. Memang keduanya begitu sangat penting, namun bukan yang terpenting apabila keduanya berdiri sendiri – sendiri. Banyak hal yang terjadi selama dilapangan, kombinasi dari beberapa elemen yang kita miliki bisa menjadi solusi yang lebih baik. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Diksar tidak hanya mempersiapkan skill dalam berkegiatan di alam, namun juga sebagai tonggak awal berkembangnya mental dan insting mereka.
Akhirnya dari kombinasi itu mereka lebih percaya diri, lebih mampu mengukur kemampuannya, dan  peka terhadap sekelilingnya. Selalu mempertimbangkan akal sehat dan bukan sekedar menuruti hawa nafsu. Bisa di katakan bahwa, lebih banyak kecelakaan terjadi di gunung atau  hutan bukan karena lemah fisiknya, namun karena kurang rasa percaya diri, dan hilangnya fungsi seorang pemimpin.

Kondisi demikian berlanjut pada kacaunya komunikasi antar kelompoknya, ketidakpercayaan pada pemimpin, rasa takut yang hebat, hingga hilangnya semangat untuk mempertahankan hidup. Disini Diksar memiliki peranan yang amat penting sebelum seseorang melangkahkan kakinya di alam bebas.

tim arung jeram putri mapala unimed



“Tim Arung Jeram Putri MAPALA UNIMED U-23 Berlaga di Abu Dhabi (uni emirat arab)”

MEDAN – Berlokasi di titik nol Kota Medan, persisnya tugu depan Kantor Pos Lapangan Merdeka, Medan, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Sumatera Utara Soekirman memberangkatkan tim putri U- 23 ke World Rafting Championship (WRC) 2016 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (29/10).
Mereka akan berlaga pada 31 Oktober–5 November. Meski hanya menggelar seremonial yang sangat sederhana, berangkat dari titik nol ini dianggap bisa menjadi penyemangat tim FAJI Sumut untuk meraih prestasi di ajang internasional tersebut. “Tidak ada seribu kalau tidak ada nol. Nah, titik nol Kota Medan ini semoga menjadi semangat bagi FAJI Sumut untuk meraih seribu prestasi bagi Indonesia, khususnya sekarang ini di WRC 2016, Abu Dhabi,” kata Soekirman.

Di ajang WRC kali ini Soekirman yang juga Bupati Serdangbedagai (Sergai) berharap tim besutannya mampu meraih medali dan mengulang prestasi ketika mampu menyabet 2 perak dan 3 perunggu pada Ekshibisi PON XIX 2016 di Jawa Barat, belum lama ini. Menurut dia, keberangkatan kelima putri Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Negeri Medan (Unimed) sebagai tim FAJI Sumut mewakili Indonesia di WRC 2016 ini juga sebagai simbol kebangkitan perempuan, khususnya Sumatera Utara.
“Selain semangat, dalam ajang yang bakal diikuti 22 negara ini tim harus memiliki 4 B. meliputi bond, brave, berain, dan behavior. Dengan ini tentunya saya optimis tim ini akan mampu bersaing dengan atlet dari Negara luar nantinya,” kata Soekirman. Pelepasan itu ditandai Soekirman dengan menyerahkan bendera Merah Putih kepada Manajer Tim Joni Walker Manik, didampingi Sekretaris Pengprov FAJI Sumut Elwin Rizapahlevi. Dalam kesempatan itu, Joni Walker Manik mengatakan, pihaknya akan berusaha sekuat tenaga untuk tampil bagus di WRC 2016.

“Tampil di Abu Dhabi ini adalah sirkuit arung jeram satu-satunya buatan manusia di dunia. Kami tidak pernah tahu seperti apa bentuknya,” ucapnya. Sementara itu, tim putri U- 23 bertindak sebagai kapten adalah  Nurima, beranggotakan :
1.      Mariani Manik, Jurusan Pend. Matematika (FMIPA)
2.      Nurima Pasaribu, Jurusan Pend. Bahasa Inggris (FBS)
3.       Putri Amelia Lubis, Jurusan PJKR (FIK)  
4.      Putri Mentari Rahman, Jurusan Pend. Geografi (FIS), dan
5.      Nurhasanah Tambak, Jurusan Pend. Geografi (FIS)

 “Kami tentu sudah siap untuk kesempatan besar ini,” tandasnya.
Sekretaris Pengprov FAJI Sumut Elwin Rezapahlevi menambahkan, untuk berangkat ke WRC 2016, tim telah meraih juara 1 slalom pada Kejuaraan Daerah (Kejurda) 2015 di Sei Bah Bolon. Lalu, juara 1 di nomor slalom, juara 3 di nomor down river race, dan juara 3 head to head di Kejurnas Arung Jeram 2015 di Sei Bingai.

kenapa takut naik gunung



Kenapa takut naik gunung?

Apa yang terlintas dibenak bunk kalau ada teman yang ngajakin naik gunung atau tracking? Males ah, ntar aja, capek kali, ngga kuat tracking nih, aku takut soalnya aku belum pernah. Banyak sekali alasan kalau dipikir2 ya bunk, tapi bunk2 tau ngga kalau kita sering naik gunung atau tracking banyak manfaat yang akan kita dapat loh..

Bagi bunk2 yang baru pertama kali tracking dan pengen banget nyoba gimana sensasi bawa tas carier yang kecenya bukan main itu, sebelumnya banyak sekali yang harus diperhatikan seperti ketahan fisik kita seperti apa, pengetahuan kita tentang mengepak barang kedalam carier, pengetahuan tentang kompas dan peta dan lain-lain. Hal itu memang diperlukan agar kita nantinya tidak mendapat banyak kendala saat  diperjalanan dan tentunya tidak dijuluki sebagai “pendaki alay”.

Bagi bunk pendaki pemula hal pertama yang perlu diperhatikan adalah ketahanan fisik. Ada baiknya seminggu sebelum melakukan pendakian agar melakukan olahraga rutin terlebih dahulu agar ketahanan fisiknya tidak diragukan lagi. Setelah itu bunk juga harus punya pengetahuan yang bagus untuk mengepak barang2 kedalam carier agar tas atau carier yang hendak kita bawa tidak menyusahkan kita saat tracking.
Nah kalau bunk sudah latihan rutin dan punya pengetahuan tentang melakukan pendakian, bunk bisa langsung cusss mulai pendakian.. kalau misalnya bunk masih kurang paham tentang penggunaan kompas dan peta, jangan takut.. masih bisa kok mendaki gunung dengan menggunakan jasa ranger.
Sekarang ini udah banyak jasa ranger atau porter yang paham tentang jalur gunung yang akan kita daki, so jangan risau dan berkecil hati ya bunk, meskipun bunk kurang paham mengenai kompas dan peta, bunk masih bisa daki gunung kok hehe

Oh iya bunk, yang ini jangan sampai kelupaan.. Logistik atau bekal makanan! Mengenai logistik atau bekal makanan sekarang sih banyak para pendaki yang membawa makanan instan untuk jadi bahan makanan mereka, memang makanan instan selain murah juga tidak perlu repot membawanya, akan tetapi bunk.. mengingat banyaknya berita mengenai banyaknya tumpukan sampah di kawasan pendakian akhir-akhir ini.. kita harus menyadari bahwa sampah-sampah itu sendiri sebagian besar berasal dari bungkus makanan yang dibawa para pendaki. Alangkah baiknya jika bunk membuat dan membawa makanan dengan wadah yang lebih ekonomis, seperti membuat “sartika” (sambal teri kacang) dan meletakkannya dalam wadah bekal dan atau membuat makanan yang bisa tahan lama lainnya. Memang agak repot sih bunk.. tapi dengan melakukan hal seperti itu alam akan selalu terjaga hingga anak cucu kita nanti juga bisa menikmati kelestarian dan keindahan alam ini.

Dan setelah itu hal penting lain yang harus diperhatikan ketika ingin mendaki adalah waktu, bunk2 harus menentukan waktu yang tepat untuk memulai pendakian. Misalnya bunk2 harus tau pada bulan apa saja musim kemarau dan sebaliknya bunk2 harus tau pada bulan apa saja curah hujan akan meningkat, agar bunk2 bisa melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman. Kita berharap cuaca cerah waktu kita dipuncak tentunya, agar bisa mengabadikan momen berharga ini ya kan bunk.. hehe
Jadi... pengen tracking kemana dulu nih???

ekspedisi 7 summit mapala unimed semeru series

Ekspedisi seven summits volcano indonesia (semeru series)
Mapala Unimed

 
Istilah Seven Summits pertama kali diperkenalkan oleh Richard (Dick) Daniel Bass, warga negara Amerika Serikat, sekitar tahun 1980. Bass membuat sebuah daftar yang berisi 7 puncak tertinggi di tujuh benua. Daftar ini dikenal dengan “Bass list”. Bass menyelesaikan pendakian seven summit-nya dengan pendakian Everest pada tanggal 30 April 1985, namun kemudian “Bass List” ini direvisi oleh Reinhold Messner dengan mengganti puncak tertinggi di australia yaitu gunung Kosciuszko dengan Cartenz Pyramid yang terletak di Papua, mewakili wilayah Oceania. Revisi Messner inilah kemudian dikenal sebagai “Messner List” yang menjadi lebih populer di dunia. Seven Summits versi Messner List ini pertama kali diselesaikan oleh Patrick Morrow (Canada) pada tanggal 7 Mei 1986, disusul oleh Messner sendiri beberapa bulan berikutnya, yaitu pada tanggal 3 Desember 1986.

Mapala Unimed sendiri memiliki Program Kerja Lima Tahun (Prolita) yakni Ekspedisi “Seven Summits Volcano Indonesia Mapala Unimed”, ekspedisi ini sudah berlangsung pada bulan agustus 2016 lalu. Ekspedisi ini dilakukan secara bertahap selama 5 tahun, diharapkan 7 puncak tertinggi di Indonesia bisa tercapai. Ekspedisi yang telah berlangsung tahun 2015 telah terlaksana dengan Pendakian Gunung Kerinci, Kab.Solok Selatan, Sumatera Barat. Tahun 2016 ini Ekspedisi Seven Summits telah terlaksana di Gunung Semeru Kab. Lumajang, Jawa Timur.  Mapala Unimed mengirim 3 orang delegasi terpercaya untuk melakukan ekspedisi ini, mereka yakni : 

1.      Arnold Kristian Siagian (bunk Cairop) Fakultas Ilmu Keolahragaan
2.      Irwan Hidayat (bunk Karten) Fakultas Teknik
3.      Iga Wihantara Hasibuan (bunk Pekalab) Fakultas Teknik
Nah, untuk Tahun depan Mapala Unimed akan melaksanakan Ekspedisi Seven Summits di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Untuk Pengurus tahun depan semangat terus ya agar progja kita bisa berjalan. Bagi konkawan yang ingin mengikuti Ekspedisi ini, caranya mudah kok harus bergabung dan jadi anggota dulu ya di Mapala Unimed.. hehe